Pemantulancahaya adalah peristiwa pengembalian arah rambat cahaya pada reflektor. Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya karena cahaya melalui bidang batas antara dua zat bening yang berbeda kerapatannya. Prisma P1 memantulkan sinar dari lensa objektif menuju ke prisma P2; Sehingga prisma P2 sinar tersebut ViewPEMBIASAN CAHAYA PADA PHYSICS 1324254153 at Padjadjaran University. PEMBIASAN CAHAYA PADA PRISMA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA KELAS : XII IPA 4 ANGGOTA : 1. Dyah Nariswari 2. MODULPRAKTIKUM PEMBIASAN PADA PRISMA Friday, March 8, 2019 Edit. serta prinsip jalannya sinar telah dibahas dalam Optik Geometris. Adapun prinsip jalannya sinar yang mengenai prisma adalah sebagai berikut : 1. Cahaya datang dari udara menuju bidang permukaan prisma, 2. kemudian, cahaya tersebut akan dibiaskan mendekati garis normal, PEMBIASANCAHAYA. Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua medium yang berbeda kerapatan Soalfisika pembiasan sinar pada prisma. Ia adalah salah satu alat optik berupa benda transparan bening terbuat dari bahan gelas atau kaca yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu. MAKALAH PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL DAN PRISMA Oleh NAMA. Sudut yang dibentuk antara arah sinar datang dengan Hukumpembiasan pertama kali dinyatakan oleh Willebrord Snellius, ahli Fisika kebangsaan Belanda pada tahun 1621. Snellius melakukan eksperimen dengan melewatkan seberkas sinar pada balok kaca. Pembiasan cahaya melibatkan sudut yang sinar datang dan sinar dibiaskan dan garis normal pada bidang batas antara dua medium. YV8G. Jalannya sinar pada peristiwa pembiasan cahaya mengikuti Hukum pembiasan Snellius sebagai berikut. - Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar. - Sinar yang datang tegak lurus bidang batas akan diteruskan tanpa dibelokkan. - Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal. Dilihat dari pilihan jawaban yang ada - Kaca lebih rapat daripada air. - Air lebih rapat daripada udara. - Es lebih rapat daripada udara. Jadi, jawaban yang tepat adalah C. Menyajikan beberapa informasi Otomotif, Bank, Tutorial, Kerajinan . semoga dapat membantu anda untuk belajar dan menuntut Ilmu serta menambah wawasan anda. Proses Terjadinya Pembiasan Cahaya Pada PrismaPrisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan mendekati garis normal, sebab sinar datang dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat yaitu dari udara ke kaca. Sebaliknya pada bidang pembias II, sinar dibiaskan menjahui garis normal, sebab sinar datang dari zat optik rapat ke zat optik kurang rapat yaitu dari kaca ke udara. Sehingga seberkas sinar yang melewati sebuah prisma akan mengalami pembelokan arah dari arah semula. Gambar 3 menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma. Gambar 3. Pembiasan cahaya pada prisma Refraktometer memiliki beberapa bagian penting diantaranya prisma, lensa, bimetal strips, dan pemutar skala. Bagian- bagian dari refraktometer Day light plate kaca Day light plate berfungsi untuk melindungi prisma dari goresan akibat debu, benda asing, atau untuk mencegah agar sampel yang diteteskan pada prisma tidak menetes atau jatuh. Prisma biru Prisma merupakan bagian yang paling sensitif terhadap goresan. Prisma berfungsi untuk pembacaan skala dari zat terlarut dan mengubah cahaya polikromatis cahaya lampu/matahari menjadi monokromatis Knop pengatur skala Knop pengatur skala berfungsi untuk mengkalibrasi skala menggunakan aquades. Cara kerjanya ialah knop diputar searah atau berlawanan arah jarum jam hingga didapatkan skala paling kecil untuk refraktometer salinitas, untuk refraktometer urine. Lensa Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang monokromatis. Handle Handle berfungsi untuk memegang alat refraktometer dan menjaga suhu agar stabil Bimatal strip Bimetal strip terletak pada bagian dalam alat tidak terlihat dan berfungsi untuk mengatur suhu sekitar 18 – 28 OC. Jika saat pengukuran suhunya mencapai kurang dari 18 OC atau melebihi 28 OC maka secara otomatis refraktometer akan mengatur suhunya agar sesuai dengan range yaitu 18 – 28 OC. Lensa pembesar Sesuai dengan namanya, lensa pembesar berfungsi untuk memperbesar skala yang terlihat pada eye piece. Eye piece Eye piece merupakan tempat untuk melihat skala yang ditunjukkan oleh refraktometer. Skala Skala berguna untuk melihat , konsentrasi, dan massa jenis suatu larutan. ; Jelaskan Proses Terjadinya Pembiasan Cahaya Pada Prisma? 5 tati Friday, April 17, 2015 Proses Terjadinya Pembiasan Cahaya Pada Prisma Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar datang p…semoga informasi bermanfaat dan dapat membantu is a website that provides useful information, please share if there is interesting information that can help you. Thank you PEMBIASAN CAHAYA PADA PRISMA DAN KACA PLAN PARALEL Ketergantungan kecepatan rambat gelombang pada sifat-sifat medium menimbulkan gejala pemantulan dan pembiasan yang terjadi jika suatu gelombang melintasi permukaan yang memisahkan dua medium dimana gelombang baru merambat dengan kecepatan yang yang dipantulkan adalah suatu gelombang baru yang merambat kembali ke dalam medium yang di lalui gelombang awal dalam perambatannya. Gelombang yang di biaskan adalah gelombang yang di teruskan ke medium ke dua Zemansky,2007. Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell 1591-1626 melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell yang berbunyi 1. sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar. 2. hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap dan disebut indeks bias. Soedojo, 1999. Sudut bias bergantung pada laju cahaya kedua media dan pada sudut datang. Hubungan analitis antara θ1 dan θ2 ditemukan secara eksperimental pada sekitar tahun 1621 oleh Willebrord Snell. Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Snell dan dituliskan n 1 sin θ 1 = n 2 sin θ 2. .. dimana, θ 1 = sudut datang ° θ 2 = sudut bias ° n 1 = indeks bias medium 1 n 2 = indeks bias medium 2 Jelas dari hukum Snell bahwa jika n 2 > n 1 , maka θ 2 > θ 1 , artinya jika cahaya memasuki medium dimana n lebih besar dan lajunya lebih kecil, maka berkas cahaya dibelokkan menuju normal. Dan jika n2 > n1, maka θ2 > θ1, sehingga berkas dibelokkan menjauhi normal Soeharto, 1992. Sinar yang masuk bidang pembias I akan sejajar dengan sinar yang keluar dari bidang pembias II dan mengalami pergeseran. Pergeseran sinar tersebut dirumuskan t = d sin i-r/cos r. .. dimana, d = tebal balok kaca cm i = sudut datang ° Dalam artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai konsep pembiasan cahaya pada kaca plan paralel. Kaca plan paralel adalah benda bening berupa sekeping kaca yang kedua sisi panjangnya dibuat sejajar. Nah pada kesempatan kita akan membahas peristiwa pembiasan cahaya pada benda bening lainnya, yaitu prisma. Lalu tahukah kalian apa itu prisma? Bagaimana lukisan jalannya sinar datang dan sinar bias ketika melewati prisma? Apakah sama dengan kaca plan paralel? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak penjelasan berikut ini. Prisma adalah benda yang terbuat dari gelas tembus cahaya transparan yang kedua sisinya dibatasi bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu satu sama lain. Karena membentuk sudut tertentu, maka dua bidang pembatas tersebut saling berpotongan tidak sejajar. Dengan demikian, Prisma merupakan kebalikan dari kaca plan pararel. Kalau kaca plan paralel dua bidang pembatasnya sejajar sedangkan pada prisma dua bidang pembatasnya tidak sejajar. Sudut yang dibentuk oleh dua permukaan prisma yang saling berpotongan tersebut dinamakan sudut pembias yang disimbolkan dengan β baca beta. Bidang permukaan prisma berfungsi sebagai bidang pembias. Coba kalian perhatikan lukisan jalannya sinar yang melewati sebuah prisma pada gambar berikut. Seberkas cahaya datang dari udara menuju bidang permukaan prisma akan dibiaskan mendekati garis normal. Kemudian, ketika cahaya meninggalkan prisma menuju udara, cahaya tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal. Setelah melewati bidang prisma, cahaya tersebut mengalami deviasi penyimpangan. Besarnya penyimpangan tersebut dinyatakan dalam sudut deviasi yang disimbolkan dengan δ baca delta. Besarnya sudut deviasi yang dialami cahaya dapat ditentukan dengan cara berikut. Jika suatu berkas sinar PQ datang pada salah satu sisi prisma yang sudut pembiasnya β, maka oleh prisma sinar ini dibiaskan mendekati garis normal menjadi sinar QR, kemudian sinar keluar lagi dari sisi prisma yang lain menjadi sinar RS dibiaskan menjauhi garis normal. Dari lukisan jalannya sinar di atas, ternyata sinar datang PQ dengan sinar keluar RS, perpotongan perpanjangan kedua sinar tersebut membentuk sudut yang disebut sudut deviasi. Nah, berdasarkan lukisan di atas, kita dapat menurunkan rumus untuk menghitung besar sudut pembias prisma β dan sudut deviasi δ. Caranya adalah sebagai berikut. Menentukan Rumus Sudut Pembias Prisma Perhatikan QRT. ∠TRQ = r2 – i2 dan ∠TQR = i1 – r1 ∠QTR = 180° − ∠TQR − ∠TRQ Perhatikan BQR. ∠BQR = 90° − r1 ∠BRQ = 90° − i2 ∠QBR = 180° − ∠BQR − ∠BRQ ⇒ ∠QBR = 180° − 90° − r1 – 90° − i2 ⇒ ∠QBR = 180° − 90° − r1 – 90° − i2 ⇒ ∠QBR = r1 + i2 Karena ∠QBR = β, maka rumus untuk menentukan besar sudut pembias prisma adalah sebagai berikut. Keterangan β = sudut pembias prisma r1 = sudut bias dari sinar masuk i2 = sudut datang sinar keluar Menentukan Rumus Sudut Deviasi Perhatikan QTR. ∠QTR + ∠TRQ + ∠TQR = 180° maka ∠QTR = 180° − ∠TRQ + ∠TQR Karena ∠QTR dan δ saling berpelurus, maka ∠QTR + δ = 180° δ = 180° − ∠QTR ⇒ δ = 180° − [180° − ∠TRQ + ∠TQR] ⇒ δ = ∠TRQ + ∠TQR ⇒ δ = r2 – i2 + i1 – r1 ⇒ δ = i1 + r2 − r1 − i2 ⇒ δ = i1 + r2 – r1 + i2 Karena r1 + i2 = β, maka δ = i1 + r2 – β Dengan demikian, rumus untuk menghitung besar sudut deviasi cahaya pada pembiasan prisma adalah sebagai berikut. Keterangan δ = sudut deviasi i1 = sudut datang sinar masuk r2 = sudut bias dari sinar keluar β = sudut pembias prisma Agar kalian lebih paham mengenai penggunaan rumus sudut pembias prisma dan rumus sudut deviasi dalam peristiwa pembiasan cahaya pada prisma optik, perhatikan contoh soal dan pembahasannya berikut ini. Contoh Soal Sebuah prisma terbuat dari kaca indeks bias kaca = 1,5 memiliki sudut pembias 60°. Jika seberkas sinar laser jatuh pada salah satu permukaan prisma dengan sudut datang 30°, berapakah sudut deviasi yang dialami oleh sinar laser tersebut setelah melewati prisma? Penyelesaian Diketahui i1 = 30° nudara = 1 nkaca = 1,5 β = 60° Ditanyakan sudut deviasi δ Jawab Sudut deviasi dicari dengan menggunakan persamaan δ = i1 + r2 – β Oleh karena i1 dan β sudah diketahui, nilai r2 sudut bias kedua perlu ditentukan terlebih dahulu. Sebelum dapat menentukan r2, kita perlu mencari nilai dari r1 dan i2 terlebih dahulu. Menentukan r1 Pada permukaan pembias pertama, berlaku Persamaan Snellius sebagai berikut. n1 sin i1 = n2 sin r1 sin i1 = n2 dengan n1 = nudara dan n2 = nkaca sin r1 n1 sin r1 = 0,33 r1 = arc sin 0,33 r1 = 19,47° Menentukan i2 Nilai i2 ditentukan dengan menggunakan rumus sudut pembias prisma sebagai berikut. β = r1 + i2 Sehingga i2 = β – r1 i2 = 60° − 19,47° i2 = 40,53° Menentukan r2 Pada permukaan pembias kedua, berlaku Persamaan Snellius sebagai berikut. n1 sin i2 = n2 sin r2 sin i2 = n2 dengan n1 = nkaca dan n2 = nudara sin r2 n1 sin 40,53° = 1 sin r2 1,5 sin r2 = 0,65 × 1,5 sin r2 = 0,98 r2 = arc sin 0,98 r2 = 78,5° Jadi, sudut deviasi yang dialami cahaya ketika melewati perisma kaca tersebut sebesar δ = i1 + r2 – β δ = 30° + 78,5° – 60° δ = 48,5°

arah pembiasan sinar pada prisma yang benar adalah