KhutbahTahun Baru: Merenungi Hakikat Umur Rabu, 28 Desember 2016 | 08:00 WIB Sisa usia itu merupakan kesempatan untuk menambal kekurangan, memperbaiki yang belum sempurna, dari perilaku hidup kita di dunia. Tahun baru lebih tepat menjadi momen muhasabah Kumpulan Khutbah Jumat tentang Haji. Kumpulan Artikel tentang Ibadah Kurban. SeriKhutbah Jum'at Ikatan Da'i Indonesia (IKADI) Wilayah DIY. Edisi 19, Jum'at 6 Mei 2016 Dalam Al-Qur'an tidak kurang dari 82 kali ayat-ayat yang menjelaskan tentang zakat yang selalu dikaitkan dengan perintah shalat. sehingga yang lemah dapat hidup dengan layak. Menurut al-Qur'an, orang yang tidak menyantuni kaum yang lemah AYOINDONESIACOM-- Berikut ini contoh materi khutbah jumat Singfkat terbaru.Artikel di bawah ini memuat teks khutbah Jumat singkat edisi 5 Agustus 2022 tentang keistimewaan bulan Muharram. 1 Muharram 1444 H jatuh pada hari Sabtu, 30 Juli 2022. Saat ini berarti sudah masuk pada 6 Muharram 1444 H. September10th, 2020 - Khutbah jumat pendek pilihan terbaru lengkap dengan doa Khutbah jumat renungan hidup paling bagus yang menggetarkan jiwa mengharukan dan bikin nangis Kutipan khutbah yang sempat viral di sosial media Facebook dan Whatsapp ini ditulis oleh Ary Ginanjar Agustian Yuk simak penuturan Slamet Purwanto berikut ini Telahkami sampaikan berita dari Allah tentang kematian yang pasti datang, dan Pembalasan pada hari kiamat yang siap menghadang. Lantas, siapakah yang akan meraih keberuntungan dan kesuksesan pada hari pembalasan nanti? Khutbah Jum'at Hakikat Hidup Sukses; Khutbah Jum'at Mensyukuri Ni'mat Allah SWT, Khutbah Jum'at Tiga Amalan Kebaikan; وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ. "Aku (kata Allah) tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembahnya.". Hadirin sekalian, khatib mengingatkan, marilah kita melakukan tajdîdun niyat, memperbaharui niat hidup kita, mengubah orientasi kita, memperbaharui 82tb. Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلَّا الله، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ۞ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah SWT. Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala atas segala anugerah-Nya yang dilimpahkan kepada kita semua, khususnya anugerah ketakwaan dan keimanan. Maka, wasiat terpenting yang ingin Khotib sampaikan pada kesempatan ini, mari kita semua senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaan kita Kepada Allah swt. Tentu jauh lebih baik lagi bila kita semua mampu meningkatkan kualitasnya, yaitu dengan cara bersungguh-sungguh menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larang-Nya. Sehingga kita bisa mencapai derajat hakikat taqwa yang sesungguhnya. Tentang hakikat taqwa, Abdullah Ibnu Mas’ud – radiyallahu anhu, menjelaskan ليس تقوى الله بصيام النهار ولا بقيام الليل والتخليط فيما بين ذلك، ولكن تقوى الله ترك ما حرم الله وأداء ما افترض الله ”Takwa kepada Allah bukanlah dengan berpuasa di siang hari, bukan pula dengan cara beribadah di malam hari, juga tidak dengan cara mengerjakan keduanya sekaligus. Tetapi, hakikat taqwa adalah meninggalkan setiap apa yang diharamkan oleh Allah dan menunaikan segala apa yang diperintahkan oleh-Nya.” Jama’ah Jum’ah yg dirahmati Allah SWT. Jauh hari sebelum negeri ini ada, jauh hari sebelum negeri ini merdeka dari tangan para penjajah Allah SWT dalam Al-qur’an telah mengingatkan kepada kita semua bahwa betapa pentingnya keimanan dan ketaqwaan, karena dengan keimanan dan ketaqwaan seseorang bisa menggapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat nanti, dan dengan ketaqwaan seseorang bisa menggapai keberkahan hidup untuk dirinya sendiri, terlebih keberkahan untuk negeri kita tercinta ini. Dalam Al-qur'an Surat Al-A’rof ayat 96 Allah Swt. Berfirman ولو أن اهل القري امنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركت من السماء والارض ولكن كذبوا فاخذنهم بما كانوا يكسبون. “Andaikata masyarakat suatu desa/penduduk sebuah negara mau beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Niscaya akan aku bukakan sebuah keberkahan yang datang dari langit dan bumi, akan tetapi mereka semua sama mendusatkan, maka aku datangkan sebuah cobaan, siksaan/bencana bagi mereka sebab dosa-dosa yang mereka lakukan”. Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah Swt. Mari kita buka kembali lembaran sejarah lama perjalanan negeri tercinta kita ini, betapa seringnya negeri ini dilanda bencana, musibah yg datang silih berganti. Ada banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi, tsunami semua itu terjadi bukan murni karena faktor alam semata, tapi bisa jadi merupakan sebuah peringatan dari Allah SWT atas segala kesalahan, dosa, dan kemaksiatan yang telah kita lakukan selama ini. Dan ironisnya, ketika ada bencana/musibah yang melanda negeri ini bahkan kadangkala sampai menelan puluhan bahkan ratus korban jiwa, tidak satupun pemimpin di negeri ini yang mangajak rakyatnya untuk bersama-sama melakukan taubat Nasional, memohon ampunan kepada Allah SWT. Atas segala kesalahan dan dosa-dosa yang kita lakukan selama ini agar negeri ini dijauhkan dan diselamatkan dari segala bentuk bencana dan musibah. Karena Allah SWT. tidak akan pernah menurunkan suatu adzab, musibah, bencana di muka bumi ini pasti semua itu karena akibat dari prilaku manusia itu sendiri. Jama'ah jum'ah yg dirahmati Alloh SWT. Dalam ayat tersebut ada dua kalimat امنوا dan واتقوا ini menandakan bahwa satu sama lain tidak boleh dipisahkan, artinya jika hidup kita ingin berkah, negeri ini, bangsa ini rakyatnya ingin mendapatkan keberkahan, diberi rizqi yang melimpah, dijauhkan dari segala bencana dan musibah, diberi pemimpin yang punya sifat sidik dan amanah, kuncinya hanya satu penduduk negeri ini harus menjadi orang yang beriman dan bertaqwa. Dengan demikian keimanan seseorang namun tidak disertai dengan nilai-nilai ketaqwaan, percuma tidak ada artinya. Ataupun sebaliknya, ketaqwaan seseorang tanpa didasari dengan keimanan juga tidak ada gunanya. Dimana ada keimanan disitu harus disertai nilai-nilai ketaqwaan, dimana ada ketaqwaan disitu harus dilandasi dengan keimanan. Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah. Bahwa keimanan dan ketaqwaan seseorang tidak hanya sekedar bisa mengantarkan kita untuk menggapai kebahagiaan di dunia, namun lebih dari itu keimanan dan ketaqwaan bisa mengantarkan kita untuk mencapai kebahagia di dunia sampai akhirat nsnti. Hal ini sesuai janji Allah Swt. Dalam Al-qur’an Surat Al-Ma’idah ayat 09. وعدالله الذين امنوا وعملواالصالحة لهم مغفرة واجر عظيم "Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal Sholeh, baginya akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar ". Dalam tafsir Jalalain dijelaskan bahwa yang dimaksud اجر عظيم dalam ayat tersebut di atas adalah sorga. Dengan demikian orang yg beriman dan beramal Sholeh oleh Allah SWT akan dijanjikan akan mendapatkan pahala dan kebahagiaan berupa sorga besok di akhirat nanti, dan muhal janji Allah diingkari. Jama’ah Jum’ah yg dirahmati Allah. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW telah mengingatkan kita semua dalam sabdanya سياءتي زمان على امتى يفرون من العلماء والفقهاء فيبتليهم الله بثلاث بليات اولاها ير فع الله البركة من كسبهم، والثانية يسلط الله تعالي عليهم سلطانا ظالما، والثالثة يخرجون من الدنيا بغير إيمان “Akan datang/terjadi pada ummatku, dimana mereka lari/ meninggalkan para ulama dan meninggalkan orang-orang ahli fiqih, Maka, Allah akan menurunkan tiga cobaan/ujian. Yang pertama Allah akan mengangkat/menghilangkan keberkahan dari pekerjaan/usaha mereka. Yang kedua Allah akan memberikan kepada mereka seorang penguasa pemimpin yang dzolim. Yang ketiga Mereka keluar mati meninggalkan alam dunia tanpa membawa keimanan”. Saat ini rupanya sudah terjadi, Ulama dan orang-orang yang ahli fiqih. sudah tidak lagi jadi panutan, nasehatnya , fatwanya sudah tidak lagi didengarkan, justru sebaliknya, yang dijadikan panutan mereka adalah para artis yang baru hijrah mendadak jadi ustadz yang hanya mengerti satu, dua masalah agama yang dipelajari secara instant. Dengan demikian, jika kita merasa kesulitan dalam mencari nafkah, selalu merasa kurang dan kurang, uang dapat pagi habis sore hari, penghasilan kita terasa besar tapi tidak pernah tersisa, mungkin dari uang yang kita dapatkan sudah tidak ada lagi nilai keberkahan, jangan dulu menyalhkan orang lain tapi coba instropeksi diri kita sendiri bagaimana kwalitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Dan masihkah kita berpegang teguh dengan ajaran para Ulama dan Fuqoha atau justru sebaliknya kita sudah jauh meninggalkanya. Begitu pula ketika kita diberi pemimpin dan dianggap melakukan banyak pelanggaran hukum, sering melakukan hal-hal yang tidak terpuji dan ketidak adilan yang bisa dikategorikan perbuatan dzolim mungkin semua itu berawal dari prilaku kita sebagai rakyat yang sudah sangat jauh / lari meninggalkan ajaran para Ulama dan Fuqoha. Semoga kita semua oleh Allah SWT. Senantiasa diberi Rizqi yang barokah, diberi pemimpin yang sidiq dan amanah, dan saat mati meninggalkan alam dunia nanti dalam keadaan Khusnul khotimah, membawa iman dan Islam. Amin ya .., robbal Alamin. اللهم إن طاعاتِـنا وقرباتنا كلَها هدية هابطة منك إلينا، ثـم إنها عائدة بتفضل منك إليك، فتقبلِ اللَّهم منا ما تفضّلت به علينا، ولك الشكر على ما مننت به علينا قدرة وعونا وتوفيقا. بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا إِنْدُوْنِيْسِيَا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكم، وَلَذِكرُ اللهِ أَكْبَرُ. H. Abdul Rofi’ Afandi Wakil Ketua RMI PWNU Jawa Barat HAKIKAT KEHIDUPAN DUNIA KHUTBAH PERTAMA ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلّكُمْ تُفْلِحُوْنْ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ Hadirin jama’ah Jumat yang berbahagia, Dengan mengucap Alhamdulillah, kita bersyukur ke hadhirat Alloh subhanahu wata’ala atas segala karuniaNya. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi kita yang mulia, Nabi Muhammad sholallohu alaihi wasallam, begitu juga kepada para sahabat dan keluarganya. Marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Alloh subhanahu wata’ala, agar dihadapannya kita dapat meraih derajat yang mulia. Kaum muslimin sidang jumat, rohimakumullah, Allah subhanahu wata’ala menurunkan Al Quran supaya menjadi petunjuk bagi manusia agar ia bisa mengambil pelajaran darinya. Di antara petunjuk yang Allah berikan di dalam Al Quran adalah tentang “hakikat kehidupan dunia”. Di dalam Surat Ghaafir 39, Allah subhanahu wata’ala berfirman يَٰقَوۡمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا مَتَٰعٞ وَإِنَّ ٱلۡأٓخِرَةَ هِيَ دَارُ ٱلۡقَرَارِ ٣٩ Artinya Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Kaum muslimin sidang jumat, rohimakumullah, Ayat tersebut menjelaskan tentang hakikat kehidupan dunia yang sementara, dan sesungguhnya akhirat adalah kehidupan yang abadi. Kata dunia sendiri didalam kitab lisaanul Arab, memiliki arti rendah dan bersifat sementara. Dengan demikian kehidupan dunia adalah kehidupan yang rendah dan sementara jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal tanpa ada akhirnya. Allah subhanahu wata’ala memberikan gambaran kepada kita tentang kehidupan dunia seperti air hujan yang menyuburkan tumbuhan sampai jangka waktu tertentu, dan akhirnya tumbuhan itu menjadi kering dan mati, sebagaimana Allah jelaskan di dalam surat Yunus 24 “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air hujan yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai pula perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan tanam-tanamannya laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang berfikir.” Yunus 24 Pada akhir ayat tersebut dikatakan “Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang berfikir.” Ini artinya hanya orang yang mau berpikir yang mau melihat sekitarnya dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah sementara. Jangan sampai kita terpedaya oleh kehidupan dunia yang bersifat sementara. Bahkan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Tidak mau tahu lagi mana yang halal dan haram. Harta seakan segala-galanya. Orang yang demikian ini tidak akan mendapatkan apa-apa. Sebagaimana dialami oleh banyak caleg yang gagal masuk menjadi anggota legislatif. Mereka stres, bahkan ada yang gila dan bunuh diri, semua hartanya habis ludes, yang tersisa tinggal tagihan hutang yang setiap saat menghantuinya. Orang yang tertipu dengan dunia biasanya tidak sadar bahwa dunia ini ada batasnya. Mereka mengira hidup mereka masih lama. Bahkan mereka berharap umur mereka diperpanjangsampai 1000 tahun. Harapan semacam ini ternyata merupakan salah satu karakter orang kafir Al-Baqarah 96. وَلَتَجِدَنَّهُمۡ أَحۡرَصَ ٱلنَّاسِ عَلَىٰ حَيَوٰةٖ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمۡ لَوۡ يُعَمَّرُ أَلۡفَ سَنَةٖ وَمَا هُوَ بِمُزَحۡزِحِهِۦ مِنَ ٱلۡعَذَابِ أَن يُعَمَّرَۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِمَا يَعۡمَلُونَ ٩٦ Artinya Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan di dunia, bahkan lebih loba lagi dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Kaum muslimin sidang jumat, rohimakumullah, Tanpa mereka sadari, setiap pertambahan hari atau bulan pada hitungan umurnya, pada hakikatnya jatah umurnya semakin pendek dan berkurang dari apa yang telah Allah tetapkan az-Zumar 42. Banyak orang yang suka menunda-nunda pelaksanaan kewajiban ibadah maupun bertobat. Mereka berharap suatu saat mereka bisa melakukannya. Tidak sedikit masyarakat kita yang teracuni bualan orang hedonis yang mengatakan, "muda foya-foya, tua kaya-raya, dan mati masuk surga." Ini tentu tipuan dan bualan setan yang ingin menjauhkan manusia dari tuhannya dan menjerumuskan para generasi muda dalam sebuah kehidupan tanpa arah. Jamaah Jumat yang berbahagia, Sahabat Rosululloh yang mulia, Jâbir bin Abdullah, mengabarkan bahwa Rosululloh sholallohu alaihi wasallam pernah melewati pasar hingga kemudian banyak orang yang mengelilinginya. Sesaat kemudian beliau melihat bangkai anak kambing yang cacat telinganya. Beliau mengambil dan memegang telinga bangkai kambing itu seraya bersabda, "Siapa di antara kalian yang mau membeli bangkai anak kambing ini dengan harga satu dirham"sahabat menjawab, "Kami tidak mau, walau bangkai anak kambing itu menjadi milik kami dengan harga murah. Lagi pula, apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?" Kemudian Rosululloh bersabda lagi, "Apakah kalian suka anak kambing ini menjadi milik kalian?" Mereka menjawab, "Demi Allah, seandainya anak kambing ini hidup, maka ia cacat telinganya. Apalagi dalam keadaan mati." Mendengar pernyataan mereka, Nabi bersabda, "Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini untuk kalian." HR. Muslim. Dikisahkan pada suatu waktu, Rosululloh memegang pundak Abdullah bin Umar Beliau berpesan, "Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekadar melewati jalan musafir" Abdullah menyimak dengan khidmat pesan itu dan memberikan nasihat kepada sahabatnya yang lain, "Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menanti datangnya pagi. Sebaliknya, bila engkau berada dipagi hari, janganlah engkau menanti datangnya sore. Ambillah manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum engkau terbaring sakit, dan gunakanlah masa hidupmu untuk beramal sebelum datangnya kematianmu" HR. Bukhari Hadirin jama’ah jumat yang berbahagia, Demikian khutbah singkat ini, semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari apa yang telah disampaikan sehingga kita semakin memahami hakikat kehidupan dunia. Wallohu a’laam bisshowab. Penutup Khutbah Pertama أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ KHUTBAH KEDUA اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلّكُمْ تُفْلِحُوْنْ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ, وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ, وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. Penutup Khutbah Kedua عِبَادَ اللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ, وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ Khutbah Jumat Singkat Ilmu Meraih Keberkahan Hidup Pemateri Nofriyanto, * Link download PDF materi khutbah Jumat ada di akhir tulisan اَلْحَمْدُ لِلهِ الغَفٌوْرِ التَّوَّابِ، اَلْكَرِيْمِ الْوَهَّابِ؛ خَلَقَ الْخَلْقَ وَدَبَّرَهُمْ، وَكَفَلَ أَقْوَاتَهُمْ وَأَرْزَاقَهُمْ، نَحْمَدُهُ عَلَى مَا أَعْطَى، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا أَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ؛ تَبَارَكَ اسْمُهُ، وَتَعَالَى جَدُّهُ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ بَعَثَهُ اللهُ تَعَالَى بِالدِّيْنِ الْمُبَارَكِ الَّذِيْ عَمَّتْ بَرَكَتُهُ الْأَرْضَ جَمِيْعًا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى الله؛ فَجُمَّاعُ الْخَيْرِ فِيْ ظِلَالِهَا، وأُسُّ السَّعَادَةِ فَيْ تَحْقَيْقَهَا، وَطَرِيْقُ الْجَنَانِ يَمُرُ عَبُرَ تَمَثُّلِ مَدْلُوْلِهَا، قَالَ اللهَ تَعَالَى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. جَعَلَ اللهُ الْأَرْضَ مُسْتَقِرًّا لِحَيَاةِ الْعِبَادِ، وَبَارَكَ فِيْهَا، قَالَ تَعَالَى وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ. اِصْطَفَى اللهُ أَنْبِيَاءَهُ، وَأَنْعَمَ عَلَيْهِمْ بِالْبَرَكَةِ فِيْ حَيَاتِهِمْ وَأَعْمَالِهِمْ، قَالَ تَعَالَى عَنْ نُوْح -عَلَيْهِ السَّلَامِ- قِيلَ يَا نُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ. وَقَالَ عَنْ عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلَام وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ. Hadirin Kaum Muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Sesuai asal katanya, berkah dalam bahasa Arab berasal dari kata al-Barakatu yang artinya tumbuh, bertambah, dan melimpahnya kebaikan serta terus-menerus. Artinya, jika sesuatu itu diberkahi, meskipun ia sedikit, akan tetap terasa banyak; jika kecil tetap terasa besar, jika telah banyak justru bertambah dan melimpah manfaat dan faedahnya. Itulah arti berkah. Barometer Keberkahan Hidup Bukanlah Harta Adapun keberkahan hidup itu banyak bentuk dan macamnya. Bisa di dalam raga, harta, waktu, keluarga, dan juga anak keturunan, bahkan ilmu. Karena, keberkahan hidup merupakan karunia Ilahi, maka ia tidak bisa dinilai dan diukur menggunakan alat-alat teknologi maupun ilmu matematika manusiawi. Pasalnya, jika Allah shubhanahu wata’ala telah memberkahi umur seseorang, misalkan, maka Allah shubhanahu wata’ala akan menjadikan ia orang yang berumur panjang dalam ketaatan dan merasakan manfaat dari amal salehnya terus menerus bahkan bagi orang lain, sehingga seakan-akan ia hidup beratus-ratus tahun. Dan jika Allah memberkahi seorang hamba dalam beramal saleh, ia akan memiliki kekuatan dan semangat dalam menjalankan beragam amal kebajikan yang orang lain tidak mampu dan bermalas-malasan dalam menjalankannya. Begitu pula jika Allah memberkahi kesehatan tubuh seseorang, maka kita akan mendapatinya sebagai sosok muslim dan muslimah yang kuat, tidak mudah sakit. Adapun jika Allah memberkahi harta seseorang, maka Allah akan menumbuhkembangkan hartanya. Allah menanamkan dalam hatinya rasa qanaah. Ia tidak diperbudak oleh hawa nafsu terhadap hartanya. Lalu Allah berikan kemampuan padanya untuk mengelola harta tersebut dalam kebaikan dan ketaatan seperti, mewakafkan dan menyedekahkan sebagian hartanya. Tak hanya itu, Allah juga senantiasa menjadikan semua urusan hartanya mudah baginya. Demikian halnya jika Allah memberkahi anak seseorang, maka Allah akan memberikan kenikmatan kepada orang tuanya dengan kesalehan dan baktinya kepada mereka, senantiasa mendapatkan manfaat dan faedah dari perangai baik anak-anaknya. Dan jika Allah memberkahi istri seorang muslim, maka Allah jadikan senang mata dan hati suaminya tatkala memandang istrinya. Apabila si suami tidak ada di rumah, si istri menjaga amanah kehormatan dan hartanya. Adapun yang dimaksud apabila Allah memberkahi ilmu seseorang, maka Allah jadikan ia orang yang khusyuk dan penuh rasa takwa. Orang-orang yang berada di sekitarnya dapat mengambil manfaat dari kebaikan ilmunya. Materi Khutbah Jumat Jujur itu Berat, tapi Harus! Karena ahli ilmu yang berkah akan senantiasa abadi. Tubuh dan jasad mereka boleh sirna, namun warisan dan peninggalan amal baik dari ilmu mereka senantiasa terpatri dalam hati-hati insani, dan pahala serta ganjaran yang mereka peroleh senantiasa abadi selama-lamanya. Sebagaimana ungkapan sebuah syair dalam kitab As-Suluk fi Thabaqat al-Ulama’ wa al-Muluk karya Bahauddin al-Jundi al-Yamani 1/420, ‌قَدْ ‌مَاتَ ‌قَوْمٌ ‌وَمَا ‌مَاتَتْ ‌مَكَارِمُهُمْ … وَعَاشَ قَوْمٌ وَهُمْ فِي النَّاسِ أَمْوَاتُ “Sungguh ada manusia-manusia yang raganya telah mati namun kemuliaan mereka senantiasa hidup nan abadi, namun juga ada manusia-manusia yang sejatinya ia masih bernyawa akan tetapi orang-orang tidak merasakan akan keberadaannya bagi manusia ia telah mati.” Hadirin kaum Muslimin yang dirahmati Allah Satu hal yang tak kalah penting untuk menjadi perhatian kita bersama, bahwa keberkahan hidup merupakan wujud kasih sayang Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Sebagaimana firman Allah shubhanahu wata’ala dalam Fathir 2, مَا يَفْتَحِ اللّٰهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۚوَمَا يُمْسِكْۙ فَلَا مُرْسِلَ لَهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ “Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” QS. Fāthir 2 Hadirin Kaum Muslimin sidang shalat Jumat yang dirahmati Allah Mintalah Keberkahan Hidup Kepada Allah Keberkahan juga merupakan sesuatu yang paling didambakan setiap manusia. Tidak ada satu pun makhluk ciptaan-Nya yang tidak butuh keberkahan hidup dari Rabbnya, sampai para Nabi dan Rasul sekalipun mereka senantiasa meminta dan memohon keberkahan kepada Sang Maha Pencipta. Sebut saja Nabiyullah Ayyub alaihissalam yang juga senantiasa melantunkan doa, “Demi Kemulian-Mu diriku tidak pernah merasa luput dari keberkahan yang Engkau berikan.” Juga doa baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Ya Allah Ya Rabbku berkahilah semua yang Engkau berikan kepadaku.” Khutbah Jumat Singkat Keutamaan Istighfar dan Rahasianya Dambaan dan kebutuhan makhluk akan berkah Allah tidak lain karena ia bisa menjadi penyebab sekaligus penentu kebahagiaan seseorang di dunia dan akhirat. Keberkahan sejatinya hanyalah dari Allah tabaarakasmu rabbika, tabarakalladzi biyadihi malakutus samawati wal ardh, maka bagi siapa saja yang menginginkannya haruslah memohon kepada-Nya. Selain itu juga, karena Allah merupakan sumber keberkahan hidup, maka tak heran jadilah kitab-Nya kitab yang diberkahi, rasul-Nya rasul yang diberkahi, rumah-Nya Baitullah rumah yang diberkahi, dan waktu dan tempat lain yang Allah khususkan juga merupakan waktu dan tempat yang diberkahi. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Jika Allah Memberkahi Hidup Seseorang Orang yang hidupnya berkah, maka waktu dan kesempatannya menjadi lebih luang, kekuatannya bertambah, hasil-hasil yang diinginkan dan diharapkannya tercapai menjadi kenyataan, juga sering menjumpai keajaiban. Dan sebaliknya, jika seseorang tidak mendapatkan keberkahan dalam hidupnya, bisa jadi ia pergi meninggalkan dunia ini meskipun berumur panjang dan banyak amal namun tanpa bekal hakiki dan manfaat abadi setelah kematiannya. Satu hal lain yang perlu kita sadari bersama, keberkahan itu sejatinya bukanlah terletak di harta yang banyak. Bukan pula di kedudukan yang tinggi. Bukan pula pada anak yang banyak. Bukan juga pada hal-hal yang sifatnya materi. Namun keberkahan hidup sejatinya terletak pada perasaan dan jiwa manusia yang menjadikannya senantiasa berusaha menyucikan dan menata hati. Hidup lebih tenteram. Pikiran lebih tenang. Dan merasa cukup dengan apa yang ia peroleh dari karunia dan ketetapan Allah Rabbul Izzati. Artikel Tsaqafah 8 Cara Agar Pintu Rezeki Penuh Berkah Singkatnya, keberkahan hidup merupakan nikmat dan karunia Allah. Maka barang siapa yang Allah berkahi dari apa-apa yang ia peroleh, maka Allah akan melimpahi hidupnya dengan berbagai manfaat dan kebaikan. Sebaliknya, barang siapa yang Allah cabut keberkahan darinya, maka segala yang ada padanya dan apa ia peroleh tidak lain hanyalah keburukan yang akhirnya menjadikan kehidupannya sengsara. Wal’Iyadzu billah. Bertakwalah kepada Allah dalam meraih keberkahan hidup. Mari jadikan akhirat lebih kita inginkan. Ablaghu hammina. Puncak cita-cita kita daripada kesenangan duniawi, karena setiap tempat itu, dunia dan akhirat, ada penduduknya sendiri-sendiri. Maka jadilah penduduk-penduduk Akhirat. Kuunuu min ahlil akhirah yang diberkahi oleh-Nya. Wallahul Musta’an Wallahu Waliyyut taufiq. Demikian Khutbah Jumat tentang keberkahan hidup yang dapat khatib sampaikan, kita memohon kepada Allah dengan asma’ul husna wa sifatihi al ula, semoga Allah memberkahi penglihatan, pendengaran, kekuatan, keluarga, anak, istri, keturunan, harta, dan ilmu kita dalam keadaan apa pun dan di mana pun kita berada, dan melindungi kita dari sebab-sebab hilangnya keberkahan, Hasbunallah wa ni’mal Wakiil. KHUTBAH KEDUA اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ مَنَّ عَلَى الصَّادِقِيْنَ بِالإِخْلَاصِ، وَرَزَقَهُمُ الْبَرَكَةَ، أَحْمَدُهُ–سُبْحَانَهُ–وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعْمَةِ فَضْلِ الإنْفَاقِ وَالصَّدَقَةِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، جَعَلَ النَّارَ مَثْوَى المُشْرِكِيْنَ الكَفَرَةِ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، كَشَفَ زَيْغَ الدَّجَالِيْنَ السَحَرَةِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِيْ الْفَضَائِلِ الْمَهَرَة. جَعَلَ اللهُ الأَرْضَ مُسْتَقِراً لِحَيَاةِ العِبَادِ وَبَارَكَ فِيْهَا وَعَمَّرَهَا بِالْخَيْرَاتِ قَالَ تَعَالَى وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا اِصْطَفَى اللهُ تَعَالَى أَنْبِيَائَهُ وَأَنْعَمَ عَلَيْهِمْ بِالْبَرَكَةِ فِيْ حَيَاتِهِمْ وَأَعْمَالِهِمْ ، وَالْبَرَكَةُ تَعْنِيْ اَلنَّمْوَ وَالاِزْدِهَارَ، إِذًا حَلَّتْ فِيْ قَلِيْلٍ كَثَّرَتْهُ وَإِذَا قَرَّتْ فِيْ مَكَانٍ ظَهَرَ أَثَرُهَا وَفَاضَ خَيْرُهَا وَعَمَّ نَفْعُهَا اَلْمَالَ وَاْلوَلَدَ وَالْوَقْتَ وَاْلعِلْمَ وَالْعَمَلَ وَالْجَوَارِحَ. جَعَلَ اللهُ اَلْبَرَكَةَ فِيْ الْبَيْتِ اَلْعَتِيْقِ وَطَيِّبَةِ الطَّيِّبَةِ وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَى وَمَا حَوْلَهُ قَالَ تَعَالَى إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ بِالْمَدِينَةِ ضِعْفَيْ مَا جَعَلْتَ بِمَكَّةَ مِنَ الْبَرَكَةِ، وَقَالَ تَعَالَى سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا. اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالِإكْرَامِ، إنَّا نَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ اَلْأَحَدُ اَلصَّمَدُ اَلَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ اَللَّهُمَّ اكْتُبْ لَنَا مِنَ البَرَكَةِ وَالتَّوْفِيْقِ أَوْفَرَ الْحَظِّ وَأَتَمَّ النَّصِيْبِ. اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ أَعْمَارِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَعْمَالِنَا، اللَّهُمَّ وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ أَمْوَالِنَا وَفِيْ أَوْقَاتِنَا، اللَّهُمَّ وَبَارِكْ لَنَا فِيْ صِحَتِنَا وَعَافِيَّتِنَا، وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا. اللَّهُمَ قَنِّعْنَا بِمَا رَزَقْتَنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِيْهِ، اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ قُلُوْبَنَا وَأَعْمَالَنَا وَأَحْوَالَنَا، اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ ارْفَعِ البَلَاءَ عَنِ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ احْقِنْ دِمَاءَ اْلمسلمينَ، وَاحْفَظْ عَلَيْهِمْ دِيْنَهُمْ وَأَمْنَهُمْ وَأَعْرَاضَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اكْفِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ شَرَّ الْأَشْرَارِ وَكَيْدَ الْفُجَّارِ، اَللَّهُمَّ وَلِّ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ خِيَارَهُمْ وَاكْفِهِمْ شِرَارَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ اَلذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَهْلَ دِيْنَكَ اَللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِهِمْ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اَللَّهُمَّ أَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَذِيْ لَا يُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ، اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ الْأَوْطَانِ وَالدَّوْرِ، وَاصْرِفْ عَنَّا الْفِتَنَ وَالشُرُوْرَ، وَأَصْلِحْ لَنَا الْأَئِمَةَ وَوُلَاةَ الْأُمُوْرِ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وُلَاةَ أَمْرِنَا بِتَوْفِيْقِكَ وَأَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ وَاجْعَلْهُمْ مِنْ أَنْصَارِ دِيْنِكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَاْلإِكْرَامِ، اَللَّهُمَّ ارْزُقْهُمْ بِطَانَةَ الصَّلَاحِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ، وَأَبْعِدْ عَنْهُمْ أَهْلَ الزَّيْغِ وَالْفَسَادِ، اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَنَا وَأَرَادَ دِيْنَنَا وَبِلَادَنَا بِسُوْءٍ اَللَّهُمَّ فَأَشْغِلْهُ بِنَفْسِهِ وَاجْعَلْ كَيْدَهُ فِيْ نَحْرِهِ وَاجْعَلْ تَدْبِيْرَهُ تَدْمِيْراً عَلَيْهِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَواتِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ ربِّ العالمينَ. Download PDF Materi Khutbah Jumat Singkat Ilmu Meraih Keberkahan Hidup di sini DOWNLOAD PDF Semoga bermanfaat! Surga adalah tempat yang indah dan penuh dengan kenikmatan. Karena indahnya, sampai tidak dapat terbayangkan oleh akal fikiran, tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah terdengar oleh telinga. Jika seseorang masuk surga, maka ia akan hidup selama-lamanya, akan muda selama-lamanya, akan sehat selama-lamanya dan akan senang selama-lamanya. Artikel, a *** بسم الله الرحمن الرحيم Khutbah Pertama إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ”. “يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً”. “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً” أما بعد Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum menciptakan manusia, sudah menciptakan surga dan neraka. Surga disiapkan untuk orang-orang yang bertakwa kepada-Nya, sebaliknya neraka disiapkan untuk orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman تِلْكَ حُدُودُ اللهِ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ {13} وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ ناَرًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُّهِينٌ {14} “Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar.—-Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. QS. An NIsaa’ 13-14 Surga adalah tempat yang indah dan penuh dengan kenikmatan. Karena indahnya, sampai tidak dapat terbayangkan oleh akal fikiran, tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah terdengar oleh telinga. Jika seseorang masuk surga, maka ia akan hidup selama-lamanya, akan muda selama-lamanya, akan sehat selama-lamanya dan akan senang selama-lamanya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda يُنَادِى مُنَادٍ إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلاَ تَسْقَمُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلاَ تَمُوتُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلاَ تَهْرَمُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلاَ تَبْتَئِسُوا أَبَدًا » “Akan ada penyeru kepada penghuni surga “Sesungguhnya kalian akan sehat dan tidak akan sakit selama-lamanya, kalian akan hidup dan tidak akan mati selama-lamanya, kalian akan muda dan tidak akan tua selama-lamanya, kalian akan senang dan tidak akan sengsara selama-lamanya.” HR. Muslim Inilah kenikmatan yang sempurna dan kesenangan yang sesungguhnya. Berbeda dengan dunia, ketika senang disudahi dengan kesedihan, ketika hidup disudahi dengan kematian, ketika sehat disudahi dengan sakit dan ketika muda disudahi dengan masa tua. Dan lagi, kesenangan yang ada di dunia, hanya diraih dengan kerja keras dan usaha, di samping hanya sebentar dan tidak berlangsung lama. Berbeda dengan surga, apa yang kita inginkan ada, tanpa perlu kerja keras dan berusaha, bahkan kita hanya menikmati sambil duduk santai di atas dipan-dipan dengan dilayani oleh anak-anak muda. Allah Azza wa Jalla berfirman عَلَى سُرُرٍ مَّوْضُونَةٍ {15} مُّتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ {16} يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ {17} بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِّن مَّعِينٍ {18} لاَّيُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلاَيُنزِفُونَ {19} وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ {20} وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُونَ {21} وَحُورٌ عِينٌ {22} كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ {23} جَزَآءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ {24} “Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata–Seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan–Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,—Dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir,—Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,—Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,—Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.—Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli,—Laksana mutiara yang tersimpan baik.—Sebagai Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. QS. Al Waaqi’ah 15-24 Penghuninya bersaudara, dan tidak bermusuh-musuhan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَنَزَعْنَا مَافِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ {47} لاَيَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَاهُم مِّنْهَا بِمُخْرَجِينَ {48} “Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedangkan mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.—Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” QS. Al Hijr 47-48 Serta kenikmatan lainnya yang begitu banyak. Kenikmatan seperti inilah yang seharusnya dikejar dan didamba-dambakan oleh setiap insan, bukan kesenangan yang sementara dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman خِتَامُهُ مِسْكٌ وَفيِ ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ “Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” QS. Al Muthaffifin 26 Namun anehnya, kebanyakan manusia lebih mengedepankan kehidupan dunia, meninggalkan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala befirman كَلاَّ بَلْ تُحِبُّونَ الْعَاجِلَةَ {20} وَتَذَرُونَ اْلأَخِرَةَ {21} “Bahkan kamu hai manusia mencintai kehidupan dunia—Dan meninggalkan kehidupan akhirat.” QS. Al Qiyamah 20-21 Mereka rela mengorbankan fikiran dan tenaga untuk memperoleh kehidupan dunia yang fana, bahkan sejak mereka bangun tidur hingga tidur kembali, yang difikirkan mereka hanyalah “dunia”, lupa dengan akhirat, mereka rela bekerja keras untuk mendapatkan kenikmatan yang sesaat, namun untuk kenikmatan yang sesungguhnya, berat sekali melakukannya, bahkan sampai ada yang tidak menyisakan sedikit pun waktunya untuk akhirat. Fa innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Hakikat Hidup di Dunia Saudaraku, surga yang demikian nikmat tidaklah murah. Untuk memperolehnya, tidak mungkin dengan berleha-leha dan santai begitu saja. Bahkan untuk memasukinya kita perlu dites terlebih dahulu, sebagaimana jika kita hendak memasuki sebuah perguruan tinggi yang sangat bagus dengan sarananya yang lengkap ditambah biayanya yang ringan atau gratis, kita tidak mudah masuk begitu saja, bahkan harus dites dahulu, jika berhasil barulah kita bisa memasukinya. Demikian juga jika kita ingin masuk surga. Ya, manusia akan dites atau diuji dahulu, namun di manakah mereka dites dan apa bentuk tesnya??? Tidak lain dan tidak bukan, manusia dites atau diuji terlebih dahulu di dunia. Jadi, dunia yang kita jalani ini merupakan tempat ujian, bukan tempat tujuan. Inilah sesungguhnya hakikat hidup di dunia, kalau sekiranya kita mengetahui. Allah Ta’ala berfirman تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ {1} الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ {2} “Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu—Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” QS. Al Mulk 1-2 Yakni bahwa kita akan diuji di dunia ini agar nampak jelas siapakah di antara kita yang paling baik amalnya, yakni yang paling ikhlas dan paling sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya, dengan begitu kita dapat masuk ke dalam surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Jika demikian, sudahkah kita menjalani ujian ini dengan sebaik-baiknya, sudahkah kita memperbaiki amal kita; apakah amal yang kita lakukan adalah amal shalih atau sebuah kemaksiatan, apakah amal shalih yang kita kerjakan ikhlas karena Allah atau tidak dan apakah amal shalih yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan rasul-Nya atau tidak? Bentuk Ujian yang Dilalui Manusia Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَيُفْتَنُونَ {2} وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ {3} “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?—“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al Ankabut 2-3 Bentuk Ujian yang Dilalui Manusia Ada Dua 1. Ujian Syahwat fitnah syahwat Yakni manusia dalam hidupnya di dunia, akan diuji dan digoda dengan hal-hal yang enak dan sejalan dengan selera hawa nafsunya. Godaan tersebut bisa berupa wanita, anak-anak, harta yang banyak, perniagaannya dsb. Allah Azza wa Jalla berfirman زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkannya, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat kembali yang baik surga.” QS. Ali Imran 14 Jika seseorang dapat bersabar, dalam arti tidak tergoda dengan hal-hal di atas, yakni wanita, anak-anak, harta, perniagaannya dsb. tidak membuatnya lalai dari mengingat Allah, tidak membuatnya meninggalkan kewajiban dan tidak membuatnya jatuh mengerjakan larangan, maka dia akan beruntung di dunia dan di akhirat. Kepada mereka akan dikatakan سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ “Salamun alaikum bima shabartum” keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu surga.” QS. Ar Ra’d 24 Sebaliknya, barang siapa yang termakan oleh godaan itu, yakni membuatnya meninggalkan perintah dan jatuh mengerjakan larangan, maka ia akan rugi di dunia dan di akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآأَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.” QS. Al Munafiqun 9 Contoh nyata dalam hal ini adalah ketika azan memanggilnya untuk shalat, jika ia sampai tidak mau mendatanginya karena sibuk mengurus hartanya atau sibuk dengan bisnisnya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang rugi. 2. Ujian syubhat fitnah syubhat Syubhat secara bahasa artinya mirip atau serupa. Dikatakan perkara yang mirip dengan kebenaran sebagai syubhat, karena kelihatan dari luarnya seakan-akan benar. Ujian syubhat ini pertama kali menimpa Iblis karena qias batilnya yang digunakan untuk menolak perintah Allah sujud kepada Adam sebagai penghormatan kepadanya, قَالَ مَامَنَعَكَ أَلاَّتَسْجُدَ إِذْأَمَرْتُكَ قَالَ أَنَاخَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ Allah berfirman “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab “Saya lebih baik daripadanya Engkau ciptakan saya dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”. QS. Al A’raaf 12 Jika kita memperhatikan kata-kata Iblis, seakan-akan isinya benar, tetapi bagi orang yang berpandangan jauh ulama kata-kata ini jelas salah, karena tanah lebih baik daripada api. Kebiasaan api adalah membakar, merusak, keadaannya tidak kokoh goyang dan cepat terburu-buru. Sedangkan keadaan tanah adalah tenang, mudah diolah dan bermanfa’at sehingga dapat menumbuhkan tanaman. Oleh karena itu, Adam alaihis salam yang diciptakan dari tanah lebih mudah rujuk kembali kepada Allah, bertobat, tunduk kepada perintah Allah, mengakui kesalahan dan meminta ampunan-Nya. Berbeda dengan Iblis yang malah semakin sombong dan angkuh. Dari sinilah diketahui bahwa jika seseorang terkena ujian syahwat lebih mudah kembali daripada terkena ujian syubhat. Syubhat ini bagi orang yang kurang dalam ilmunya terlihat seakan-akan baik, bagus dan benar, seperti inilah keadaan bid’ah, di mana kebanyakan manusia menganggapnya baik. padahal di balik itu ada bahaya yang besar bagi agama ini membuatnya rusak, dan bahaya tersebut umumnya hanya diketahui oleh orang-orang yang dalam ilmu agamanya ulama. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُهُ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ Khutbah Kedua اَلحَمْدُ لِلّهِ الوَاحِدِ القَهَّارِ، الرَحِيْمِ الغَفَّارِ، أَحْمَدُهُ تَعَالَى عَلَى فَضْلِهِ المِدْرَارِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ الغِزَارِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ العَزِيْزُ الجَبَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى المُخْتَار، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الطَيِّبِيْنَ الأَطْهَار، وَإِخْوَنِهِ الأَبْرَارِ، وَأَصْحَابُهُ الأَخْيَارِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا تُعَاقِبُ اللَيْلَ وَالنَّهَار Kemudian Bagaimanakah Cara Menghadapi Ujian Syubhat Ini? Berikut hal yang perlu disiapkan untuk menghadapi fitnah tersebut 1. Menjaga tauhid dan menjauhi syirk. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirk, mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” terj. Al An’aam 82 2. Berpegang teguh dengan kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya dengan pemahaman As Salafush Shaalih generasi pertama Islam. Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ * “Aku wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak, karena barang siapa yang hidup di antara kalian sepeninggalku, maka ia akan menyaksikan banyak perselisihan. Oleh karena itu, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah genggamlah dengan kuat dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat.” HR. Abu Dawud dan Tirmidzi Apa yang disampaikan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam benar-benar terjadi, setelah Beliau wafat kaum muslimin berselisih dan berpecah belah. Namun demikian, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak membiarkan begitu saja umatnya kebingungan saat menyaksikan keadaan yang beraneka ragam tersebut, bahkan Beliau memberikan jalan keluar kepada kita, yaitu dengan memegang teguh sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, meskipun menyelisihi kebanyakan orang. Tidak sebatas itu, Beliau juga menyuruh kita mengikuti para khalifah pengganti Beliau shallallahu alaihi wa sallam, yang tidak lain adalah para sahabat Beliau, terdepannya adalah khalifah yang empat; Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali radhiallahu anhum. Hal itu, karena bisa saja di antara golongan-golongan itu berdalih dengan ayat atau hadis, namun dalam memahaminya tidak seperti yang dipahami Beliau dan para sahabatnya. 3. Mendekat kepada para ulama rabbani Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِى اْلأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ “Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka Rasul dan ulil Amri.” QS. An Nisaa’ 83 Makna “Ulil Amri” di sini adalah ulama. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Kami ketika timbul kekhawatiran, pikiran kami kacau dan bumi yang luas terasa sempit, kami mendatangi beliau Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, kami perhatikan dan dengarkan kata-katanya sehingga hilanglah syubhat yang menimpa kami semuanya.” 4. Berdoa kepada Allah agar diberi keteguhan hati. Hati manusia semuanya berada di antara dua jari di antara jari-jari Allah, Dia mudah membalikkannya jika Dia menghendaki sebagaimana dalam hadis riwayat Ahmad dan Muslim. Oleh karena itu, Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam sering berdo’a dengan do’a berikut يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلىَ دِيْنِكَ “Wahai Allah yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku ini di atas agamamu.” HR. Tirmidzi dari Anas, lih. Shahihul Jami’ 7864 إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. Download Naskah Materi Khutbah Jum’at [download id=”121″] Info Naskah Khutbah Jum’at Artikel oleh Marwan bin Musa Kata kunci hakikat, dunia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening 4564807232 BCA / 7051601496 Syariah Mandiri / 1370006372474 Mandiri. Hendri Syahrial Keterangan lebih lengkap Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا Yaa Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah… Marilah kita memanjatkan segala Puji dan Syukur atas kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan sholat Jumat berjamaah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita. Yaa Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah… Jika menelaah fenomena yang terjadi sekarang nampak secara terang berbagai kerancuan dalam kehidupan manusia. Seakan manusia telah kehilangan arah dan orientasinya Siapa yang menciptakan?, untuk apa ia diciptakan?, dan kemana ia akan kembali?. Benar yang diakatan seorang filsuf Islam Syed Muhammad Naquib al-Attas, masalah umat sekarang adalah loss of adab atau hilangnya adab manusia, hilang adab kepada Allah, hilang adab terhadap sesamanya dan hilang adab kepada dirinya sendiri. Permasalahan yang terjadi sekarang bisa diurai secara perlahan, jika meresapi kembali pertanyaan diatas maka yang akan terjadi adalah kesadaran manusia yang penuh dalam menginsafi hidupnya sehingga akan memberikan ketenangan jiwa pada dirinya bukan kerancuan yang melanda jiwanya. Pada khutbah Jum’at kali ini khotib akan menjawab satu persatu dari pertanyaan diatas, “siapakah pencipta manusia?” Allah berfirman Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Az-Zumar 62 Jika manusia sadar dan menginsafi kembali siapa yang menciptakannya, maka ia akan mengakui bahwa Allah adalah pemilik semua yang dia punya kemudian dia merasa bahwa Allah hanyalah satu-satunya penolong baginya. Secara lisan mungkin kita mengakui itu semua sebagai hal yang mutlak, tetapi apakah dalam penerapan kehidupan kita semua sudah bersandar bahwa Allah satu-satunya pencipta?, satu-satunya penolong? dan satu-satunya yang pantas di-tauhid-kan?, marilah kita sejenak merenungi ini. Kemudian jika rasa kesadaran ini dibangun kembali dalam benak pikiran dan hati manusia niscaya akan tumbuh kembali dan menguat kembali rasa ke-tauhid-an kepada Allah. Ia sadar dan mengakui dirinya adalah lemah dan tiada sekutu baginya. Dan menanamkan kembali rasa Tauhidullah dalam hati. Yaa Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah… Kemudian Khotib melanjutkan pada pertanyaan kedua yaitu “untuk apa manusia diciptakan didunia ini?”. Allah berfirman Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Adz-dzariyat56 Ayat ini adalah jawaban yang sangat telak kepada manusia bahwa tidaklah Allah ciptakan manusia kecuali hanya untuk beribadah, berarti tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah. Dalam membahas mengenai Ibadah, diartikan sebagai menghamba atau mempersembahkan segala sesuatu hanya kepada Allah, itulah ibadah. Ibadah bukan terbatas di masjid saja, terbatas ibadah ritual saja, tetapi Ibadah adalah totalitas kehidupan dalam segala aspek selama itu mengerjakan yang baik dan diniatkan hanya untuk Allah semata. Bukan berarti Ibadah itu hanya sholat, zakat, puasa haji saja, tetapi segala aspek dalam kehidupan adalah ibadah jika diniatkan kepada Allah. Seorang suami berangkat ke tempat kerja untuk menafkahi keluarganya dibarengi dengan niat tulus karena Allah itu adalah Ibadah. Seorang murid yang berangkat sekolah dan menuntut ilmu itulah Ibadah, seorang pedagang yang berangkat dari rumah menuju pasar untuk menjajakan dagangannya dengan jujur dan niat tulus karena Allah itulah Ibadah; dsb. Maka dari itu jangan sampai kita membatasi diri dalam membahas Ibadah hanya dalam ritual saja tetapi Ibadah adalah seluruh totalitas dalam kehidupan jika menggunakan cara yang baik dan niat karena Allah. Yaa Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah… Mengapa Allah menggariskan penciptaan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya?, karena Allah menginginkan manusia selalu menjaga fitrah kesuciannya. Kullu Mauludin Yuladu Alal Fitrah. Setiap yang berasal dari Allah adalah fitrah, jika kita mengingat kembali perjanjian agung kita kepada Allah ketika Allah menanyakan “alastu birobbikum?, kita seraya menjawab “balaa..syahidna”, inilah perjanjian yang boleh disebut “mitsaqon gholizho”. Kita mengakui Allah sebagai Tuhan kita dan kita menjawab seraya dengan tegas “kami setuju dan menjadi saksi”. Disinilah seluruh manusia diberikan fitrah dengan mengakui Allah sebagai pencipta. Kemudian setelah persaksian tersebut manusia dilahirkan ke dalam dunia ini, dan setiap manusia pasti mempunyai salah atau silap dan disinilah fungsi Ibadah agar selalu menjadi “Tazkiyatun Nafs”atau pembersihan jiwa. Apabila manusia selalu membersihkan dirinya, jiwanya dan hatinya maka dalam proses ini akan membentuk hati yang selamat yaitu “Qolbun Salim”. Selanjutnya implikasi dari hati yang selamat ini akan memberikan ketenangan jiwa yaitu “Nafsul Muthmainnah” jiwa yang tenang karena telah terproses dengan ibadah, tazkiyatun nafs, mempunyai qolbun salim kemudian mencapai pada jiwa yang tenang Nafsul Muthmainnah. Yaa Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah… Kemudian melanjutkan pada pertanyaan yang ketiga, “kepada siapa kita akan kembali?”. Apabila manusia sudah merasakan ketenangan jiwa karena tertanam “nafsul muthmainnah”, ingatlah Allah telah menyiapkan panggilan dengan panggilan spesial, panggilan kembali dengan panggilan “Yaa Ayyatuhan nafsul muthmainnah irji’i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah fadkhulii fii ibaadii wadkhulii jannatii” Al-Fajr 27-30. 27. Hai jiwa yang tenang. 28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. 29. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, 30. masuklah ke dalam syurga-Ku. Al-Fajr 27-30 Inilah ayat yang menjawab pertanyaan ketiga. Semua manusia akan kembali pada Allah tetapi kita akan kembali dalam keadaan bagaimana?, sedangkan Allah telah memerintahkan kepada jiwa yang tenang untuk memasuki surganya, adakah pilihan kembali lebih baik selain surga?, marilah kita renungkan bersama. Penjelasan di atas jika dikaitkan dengan kalimat “Innalillahi wa inna ilaihi rooji’uun” mempunyai keterikatan yang sangat erat. Singkatnya manusia itu milik Allah dari Allah dan manusia akan kembali seluruhnya kepada Allah. Manusia tercipta karena Allah, manusia hidup di dunia beribadah kepada Allah dan manusia kembali setelah menjalani kehidupan kepada Allah. Dari Allah, milik Allah dan kembali kepada Allah. Inilah konsep dasar manusia yang perlu kita insyafi kembali agar hidup kita sesuai dengan orientasi dari islam yang telah Allah gariskan, supaya manusia terbebas dari kerancuan dunia dan menjalani hidup dengan hati yang selamat dan kembali kepada Allah dengan keadaan jiwa yang tenang. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah Kedua الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ اَمَّا بَعْدُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ إِنَّانَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّانَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِنَا وَدُنْيَانَا وَأَهْلِنَا وَمَالِنَا، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا، وآمِنْ رَوْعَاتِنَا، اللَّهُمَّ احْفَظْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْنَا، ومِنْ خَلْفِنَا، وَعَنْ يَمِيْنِنَا، وَعَنْ شِمَالِنَا، وَمِنْ تَحْتِنَا، وَمِنْ فَوْقِنَا، وَ نَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أنْ نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنَا. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، وَالجُنُوْنِ، وَالْجُذَامِ، وَسَيِّئِ الأَسْقَامِ اللَّهُمَّ أَعِزَّاْلإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَصْلِحْ وُلاَةَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ رَبَنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكِ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. Sumber

khutbah jumat tentang hakikat hidup