Manajemeninformasi teknologi. B. Seni dan Ilmu Manajemen. Manajemen adalah suatu fenomena sosial yang telah ada sejak adanya seseorang menggunakan orang lain untuk memenuhi keinginanya, dalam hal ini manajemen, adalah seni. Seni merupakan suatu keterampilan seseorang untuk mencapai hasil nyata sesuai dengan yang diharapkan. Pembahasan Sejarah Juga Termasuk Seni Hal Ini Karena Dalam Penulisan Sejarah Selain sejarah sebagai ilmu, sejarah juga dianggap memiliki unsur seni di dalamnya. Menurut M. Dien Madjid dalam Ilmu Sejarah: Sebuah Pengantar (2014), salah satu alasan sejarah sebagai seni karena sejarah memiliki proses pengumpulan data dan pencarian informasi Menurutahli sejarah tertentu masa ini mulai tahun 1350 dengan ars nova. Alasannya adalah karena di italia mulai sekitar tahun 1350 barkembang kesenian baru. Namun ada juga peneliti lain yang mengingatkan bahwa music eropa. Pada abad 14 tidak di tentukan oleh music italia melainkan oleh music perancis. Sejarah babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Adapun ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian 2 Herodotus. Herodotus adalah ahli sejarah dari Yunani yang terkenal dengan julukan "The Father of History.". Menurutnya, sejarah tidak berkembang ke arah depan dan memiliki tujuan yang jelas. Tetapi, bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi dan rendahnya disebabkan oleh keadaan manusia itu sendiri. 3. Sejarahsebagai ilmu dapat kita lihat dari beberapa ciri. Pertama, sejarah merupakan ilmu empiris. Sebagai ilmu sejarah termasuk ilmu-ilmu empiris (bahasa Yunani . emperia . berarti pengalaman). Pengalaman itu direkam dalam dokumen. Dokumen-dokumen itulah yang diteliti sejarahwan untuk menemukan fakta. Fakta-fakta itulah yang diinterpretasi. 7L0tax. Bagi anda yang tertarik dengan segala sesuatu yang berbau seni dan paham hibah seni mungkin anda perlu mengetahui tentang hal-hal mendetail tentang seni. Dalam ilmu pengetahuan, mungkin pernah dibahas mengenai teori-teori, sejarah-sejarah yang berhubungan dengan ilmu waktu dulu ketika anda pernah sekolah pernah belajar mengenai materi tentang sejarah sebagai seni dan paham pekerjaan untuk lulusan sastra. Lantas apa sih sebenarnya maksud istilah sejarah sebagai seni itu? Mungkin bagi anda yang masih awam dalam ilmu seni, belum terlalu paham atau mungkin belum pernah mendengar sama sekali tentang istilah anda yang penasaran dan sekaligus ingin mengetahui tentang hal ini, maka anda tidak perlu khawatir. Mengapa demikian? Karena pada kesempatan kali ini penulis akan memberikan sedikit ulasan mengenai sejarah sebagai seni dan penjelasannya serta pahami seni rupa cara yang bisa digunakan dalam menceritakan kembali suatu peristiwa-peristiwa dan fakta dalam sejarah, salah satunya adalah melalui seni. Di dalam menulis sejarah, seorang sejarawan harus memiliki seninya sendiri dalam menyajikan berbagai cerita-cerita mengenai sejarawan selalu ingin tulisan-tulisan yang ia buat mampu membuat para pembacanya seakan merasakan langsung peristiwa yang terjadi di masa lampau. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut tentunya tidaklah seorang sejarawan harus memiliki jiwa seni yang tinggi dalam menceritakan semua kisah-kisah sejarah. Maka saat ini ada istilah yang mengatakan bahwa sejarah sebagai seni. Lantas apa sih sebenarnya maksud dari sejarah sebagian seni itu? Baiklah langsung saja berikut ini merupakan sedikit ulasan mengenai sejarah sebagai seni dan penjelasannya, antara lainPengertian sejarah sebagai seniSejarah sebagai seni memiliki maksud sebagai suatu kemampuan menulis yang baik dan juga menarik mengenai suatu kisah atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Jadi, sebenarnya istilah ini sangatlah melekat pada seorang yang berprofesi seni sejarawan di mana mereka sering kali menceritakan kisah-kisah dalam menulis kisah sejarah tersebut tentunya seorang sejarawan tidak sembarangan agar tulisan yang ia buat menjadi menarik untuk di baca. Oleh karena itu, seni dibutuhkan dalam penulisan karya sejarah. Hal ini karena apabila hanya mementingkan data-data maka akan sangat kaku dan pembaca pun akan cepat sejarah sebagai seniSejarah sebagai seni adalah kemampuan seorang sejarawan dalam menulis dimana dalam kemampuan ini memiliki beberapa ciri. Perlu anda ketahui bahwa ada empat ciri yang terdapat dalam sejarah sebagai seni. Apa sajakah itu?Berikut ini merupakan penjelasan selengkapnya mengenai ciri-ciri sejarah sebagai seniIntuisi, yaitu kemampuan dalam mengetahui atau memahami sesuatu secara langsung mengenai sebuah topik yang di yaitu luapan perasaan yang berkembang dan masuk ke dalam penulisan bahasa, yaitu cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk yaitu saya pikiran untuk mengembangkan kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman demikianlah sedikit ulasan mengenai sejarah sebagai seni dan penjelasannya yang dapat saya sampaikan dalam artikel yang berhasil saya buat pada kesempatan kali ini. Terima kasih, karena sobat telah meluangkan waktu sejenak untuk sekedar membaca artikel yang saya buat saja dengan adanya artikel ini, saya dapat memberikan sedikit manfaat bagi sobat. Dan semoga melalui artikel ini pula, juga dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi maaf apabila ada kata-kata yang tidak sopan dan kurang berkenan di hati sobat dalam penulisan artikel ini. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan, tentunya pada artikel-artikel saya selanjutnya. Sekian dan terima kasih. Sejarah juga termasuk seni. Hal ini karena dalam penulisan sejarah.... A. Melibatkan para seniman yang memahami sejarah B. Dapat menjadi sumber penting bagi pembuatan film atau pementasan C. Merupakan hasil imajinasi, emosi, dan gaya bertutur para pelaku sejarah D. Melibatkan imajinasi, emosi, dan gaya bertutur yang khas E. Memiliki alur jalan cerita yang menggerakkan emosi penelitiannya Table of Contents Show Pengertian Sejarah Sebagai Seni Contoh Sejarah Sebagai Seni1. Tarian Tradisional2. Seni Patung3. Seni Pahat4. Seni Arsitektur5. Pakaian AdatKonstruk Baru Sejarah SeniRekomendasi Buku & Artikel TerkaitMengapa sejarah juga termasuk seni?Apakah sejarah itu termasuk seni?Apa contoh sejarah sebagai seni?Apa saja unsur sejarah sebagai seni? Sejarah Sebagai Seni – Sejarah seni adalah sebuah kategori penulisan sejarah yang kaya dengan objek penelitian. Hal ini seiring dengan luasnya ruang lingkup definisi seni. Dalam perkembangan terbaru, karya sejarah seni lebih mudah ditemukan dalam bentuk karya ilmiah di universitas, baik tulisan skripsi, tesis, atau disertasi. Dalam mencermati perkembangan yang menggembirakan tersebut, diperlukan upaya-upaya untuk membuat karya sejarah seni yang lebih berkualitas dan lebih menarik untuk satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan merekonstruksi sejarah seni dalam konstruk sejarah visual. Rekonstruksi sejarah seni dalam konstruk sejarah visual memerlukan penggunaan sumber visual sebagai sumber utama penulisan sejarah dan metode penelitian visual sebagai metode yang dipilih. Dengan menggunakan metode ini, sejarah seni yang dihasilkan menjadi kaya akan fakta visual, baik gambar-gambar bergerak maupun gambar-gambar Sejarah Sebagai SeniCiri-Ciri Sejarah Sebagai SeniContoh Sejarah Sebagai Seni1. Tarian Tradisional2. Seni Patung3. Seni Pahat4. Seni Arsitektur5. Pakaian AdatKonstruk Baru Sejarah SeniRekomendasi Buku & Artikel TerkaitBuku Terkait Tarian DaerahMateri Terkait Tarian DaerahPengertian Sejarah Sebagai Seni Sejarah sebagai seni memiliki maksud sebagai suatu kemampuan menulis yang baik dan juga menarik mengenai suatu kisah atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Jadi, sebenarnya istilah ini sangatlah melekat dalam diri seorang yang berprofesi seni sejarawan karena mereka sering kali menceritakan kisah-kisah menulis kisah sejarah tersebut tentunya seorang sejarawan tidak sembarangan agar tulisan yang ia buat menjadi menarik untuk dibaca. Oleh karena itu, seni dibutuhkan dalam penulisan karya sejarah. Hal ini karena apabila hanya mementingkan data-data, akan sangat kaku dan pembaca pun akan cepat memperlihatkan, sebagaimana karya-karya kategori sejarah lainnya, seperti sejarah politik, sejarah sosial, sejarah kebudayaan, dan sejarah ekonomi, karya-karya sejarah seni pada umumnya masih menjadikan sumber tertulis sebagai sumber utama penulisan atau bahkan sumber satu-satunya dalam merekonstruksi sejarah demikian, karya sejarah seni lebih banyak lahir dalam bentuk konvensional, sebagaimana yang dapat dilihat dewasa ini, yakni karya sejarah yang secara substansial didominasi oleh deskripsi atau narasi yang bersifat tertulis. Padahal, kenyataan memperlihatkan bahwa sumber-sumber yang dapat digunakan untuk merekonstruksi sejarah seni tidak hanya berupa sumber juga, sumber benda, sumber lisan, dan sumber visual, bahkan keberadaan sumber visual semakin hari tampak semakin mendominasi sumber sejarah untuk kepentingan rekonstruksi sejarah, termasuk di dalamnya sejarah seni. Disadari atau tidak, saat ini pun manusia modern tengah memasuki era yang dinamakan era kebudayaan nirkertas atau paperless umum, sumber visual, memiliki dua pengertian besar. Dalam arti luas, sumber visual mencakup semua sumber sejarah, baik sumber tertulis, sumber lisan, maupun sumber benda, atau sejalan dengan pengertian visual menurut Barnard 199811-18, yakni, “everything that can be seen“. Dalam pengertian sempit, sumber visual hanya mencakup sumber-sumber berbentuk gambar, baik bergerak maupun tidak bergerak, seperti foto, lukisan, ukiran, dan visual tersebut tersaji bisa dalam bentuk CD-ROMs, DVDs., video tapes, photographic data-bases, internet search engines, maupun digital archives. Untuk selanjutnya, sumber visual yang dimaksud dalam tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai sumber visual dalam pengertian sempit, yakni sumber-sumber sejarah berbentuk gambar, baik bergerak maupun tidak penggunaan sumber visual serta derasnya realitas kemunculan sumber visual sebagai sumber sejarah secara eskplisit memperlihatkan medan tantangan yang perlu dijawab untuk menjadikan sejarah seni tidak sekadar tetap eksis tetapi juga mampu tampil semakin menarik, enak dilihat dan dibaca, serta mudah dipahami atau dalam bahasa Kuntowijoyo 200816 menjadikan pembaca cerita sejarah “tergugah, merasa, dan mengalami”. Dengan demikian, sejarah seni pun diharapkan akan lebih mampu memenuhi tiga fungsi sejarah, sebagaimana dikemukakan McCullagh 2010301-303 yakni membangun identitas, mengidentifikasi tren-tren, serta memberi pelajaran tentang argumentasi tentu dapat dikedepankan tentang faktor penyebab masih minimnya penggunaan sumber visual sebagai sumber sejarah serta belum populernya konstruk sejarah visual dalam rekonstruksi sejarah seni. Namun, satu hal yang sulit terbantahkan bahwa besar kemungkinan kondisi tersebut disebabkan oleh belum adanya pemahaman yang baik tentang keberadaan sumber visual, penggunaan sumber visual sebagai sumber sejarah, serta yang lebih penting, pemahaman tentang sejarah visual, baik yang menyangkut konsep, konstruk maupun metode ini tentu bisa dipahami karena penulisan sejarah dalam konstruk sejarah visual, termasuk di dalamnya sejarah seni, terbilang masih sangat langka, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Dalam perkembangan paling mutakhir, institusi di luar negeri yang secara intens terus berupaya mengembangkan sejarah visual adalah Shoah Foundation Institute for Visual History and Education pada University of Southern California, Amerika yang bersifat non profit ini didirikan pada 1994 oleh sutradara terkenal Steven Spielberg. Sejarah visual yang dikembangkan Shoah difokuskan kepada pembuatan testimoni mereka-mereka yang berhasil selamat dari berbagai peristiwa penting, khususnya yang berupa bencana-bencana kemanusian, seperti pembersihan etnis, tahanan perang, dan kejahatan dari upaya tersebut, sejak tahun 1994 hingga 1999 atau selama kurang lebih lima tahun, Shoah berhasil mengumpulkan rekaman hasil wawancara dalam bentuk gambar bergerak, yang berasal dari 56 negara dan tersajikan dalam 32 bahasa, seperti bahasa Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Itali, Jepang, Spanyol, hingga bahasa Denmark, Kroasia, Rusia, Bulgaria, Portugis, dan sebagai seni adalah kemampuan seorang sejarawan dalam menulis yang memiliki beberapa ciri. Perlu kalian ketahui bahwa ada empat ciri yang terdapat dalam sejarah sebagai seni. Apa sajakah itu?Berikut ini merupakan penjelasan selengkapnya mengenai ciri-ciri sejarah sebagai seniIntuisi, yaitu kemampuan dalam mengetahui atau memahami sesuatu secara langsung mengenai sebuah topik yang yaitu luapan perasaan yang berkembang dan masuk ke dalam penulisan bahasa, yaitu cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk yaitu saya pikiran untuk mengembangkan kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman Sejarah Sebagai SeniBerikut ini lima contoh sejarah sebagai seni dan sedikit Tarian TradisionalContoh pertama sejarah sebagai seni adalah tarian tradisional. Jika kita amati secara teliti, nilai yang terkandung dalam tarian tradisional atau tarian adat tidak hanya sebagai hiburan atau kesenian saja, tetapi ada unsur sejarah di dalamnya. Dalam tarian tradisional yang biasa kita lihat, terkandung unsur-unsur emosi, imajinasi, intuisi dan gaya Seni PatungContoh sejarah sebagai seni yang kedua yakni seni patung. Beberapa peninggalan sejarah yang ada di Indonesia dibuat dengan perwujudan patung. Patung tersebut memiliki keindahan dalam bentuknya, tetapi di dalamnya juga terkandung unsur-unsur sejarah. Oleh karena itu, patung termasuk ke dalam contoh sejarah sebagai Seni PahatSeni pahat merupakan salah satu contoh dari sejarah sebagai seni. Seni pahat bisa kita jumpai di beberapa peninggalan sejarah yang berupa candi-candi maupun arca. Seni pahat dibuat dalam bentuk tiga dimensi biasanya berupa relief-relief gambar hewan maupun lainnya. Untuk mempelajari dan menelitinya dibutuhkan imajinasi dan emosi di Seni ArsitekturSeni arsitektur merupakan contoh sejarah sebagai seni yang keempat. Seni arsitektur terdiri atas candi, keraton, benteng, rumah adat, dan bangunan keagamaan lain. Bangunan tersebut memiliki nilai seni, sehingga kita membutuhkan imajinasi dan emosi untuk mengamati dan meneliti mengenai fungsi dan kegunaan bangunan seni arsitektur Pakaian AdatPakaian adat merupakan contoh terakhir sejarah sebagai seni dalam artikel ini. Pakaian adat merupakan pakaian yang menjadi simbol suatu daerah tertentu. Pakaian tersebut mengandung unsur seni dan unsur sejarah didalamnya. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki pakaian adat masing-masing, pakaian tersebut merupakan warisan sejarah dari pendahulunya atau nenek moyangnya zaman Baru Sejarah SeniBerpijak kepada pemahaman tentang sejarah visual sebagaimana terurai di atas, persyaratan penting yang perlu dipenuhi untuk membangun sejarah seni dalam konstruk sejarah visual adalah digunakannya sumber visual sebagai sumber utama penulisan sekaligus sebagai objek kajian. Berbicara tentang sumber visual sebagai sumber rekonstruksi sejarah seni tidak terpungkiri bahwa sejarah seni kaya akan sumber visual, baik gambar bergerak maupun gambar tidak bergerak. Sumber visual dalam sejarah seni berupa gambar tidak bergerak di antaranya dapat berupa foto atau lukisan tentang artefak-artefak seni, baik yang berupa karya-karya seni, seperti patung, ukiran, cincin, gelang, kalung, anting, kacamata, topi, busana, hingga tata panggung, tata cahaya, serta interior dan eksterior gedung, maupun peralatan kesenian, seperti calung, angklung, goong, kecapi, gitar, gamelan, biola, lodang, tamborin dan rebana; foto dan lukisan tentang berbagai kegiatan kesenian, seperti pertunjukan tari, pentas musik, pentas drama, pentas wayang, dan teater; dan juga foto dan lukisan tentang para pelaku atau pegiat kesenian, seperti penari, pelukis, pemain drama, sastrawan, pemain gamelan, pemain angklung, pemain lodang, dan pemain berupa gambar bergerak dapat berupa film dokumenter tentang berbagai aktivitas kesenian dan tentang kehidupan para pelaku atau pegiat seni, wawancara dengan para tokoh atau pegiat seni, serta rekaman peristiwa kesenian, baik yang dimiliki secara pribadi maupun institusi, termasuk di dalamnya yang terdapat dalam berbagai media elektronik, baik televisi swasta maupun televisi dengan luasnya sumber visual yang tersedia untuk menggarap sejarah seni, hal itu berkorelasi juga dengan luasnya objek kajian yang dapat dipilih dalam merekonstruksi sejarah seni. Objek kajian yang dapat dipilih dapat berupa hal-hal yang berkaitan dengan wujud material seni, seperti peralatan musik, peralatan tari, peralatan lukis, peralatan panggung, peralatan teater, lukisan, lambang, busana pemusik, busana penari, busana pelukis, dan busana pemain teater serta wujud aktivitas berkesenian, seperti pertunjukan tari, pentas lagu, pentas musik tradisional maupun modern, aktivitas melukis, pentas puisi, pentas sajak, dan pentas objek kajian dipilih, hal lain yang tidak kalah penting untuk dilakukan adalah menetapkan parameter visual yang akan diamati. Penetapan paramater visual dalam merekonstruksi sejarah seni berkonstruk sejarah visual akan memberi panduan yang lebih terarah tentang elemen-elemen visual yang akan tahapan kerja rekonstruksi sejarah seni dalam konstruk sejarah visual pada dasarnya secara umum mengikuti tahapan kerja sebagaimana rekonstruksi sejarah pada umumnya, yakni, heuristik pengumpulan sumber, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dalam tahapan kritik, sumber sejarah yang dikumpulkan berupa sumber visual. Pengumpulan sumber dapat dilakukan secara konvensional maupun sumber secara konvensional dilakukan dengan cara mendatangi pusat-pusat informasi dan dokumentasi, seperti perpustakaan, lembaga kearsipan, dan kantor-kantor media televisi, baik swasta maupun pemerintah. Pengumpulan sumber secara nonkonvensional dapat dilakukan melalui internet dengan membuka laman-laman penyedia informasi, seperti dan tahapan kritik, dilakukan verifikasi terhadap sumber yang diperoleh. Untuk memperkuat verifikasi, baik gambar bergerak maupun tidak bergerak, seringkali diperlukan bantuan ilmu lain untuk mengetahui otentisitas dan kredibilitas sumber, baik untuk sumber yang diperoleh melalui pengumpulan data secara konvensional maupun nonkonvensional. Pendekatan ilmu komunikasi dan filologi dapat menjadi alternatif pilihan pendekatan untuk membantu optimalisasi kritik sumber interpretasi dilakukan dengan melakukan penafsiran terhadap fakta visual atau sumber visual yang telah lolos dalam tahapan kritik. Penafsiran terhadap fakta visual dapat diperkaya dengan bantuan pendekatan dari ilmu-ilmu lain, seperti ilmu alam, ilmu sosial, dan ilmu humaniora. Penggunaan pendekatan ilmu-ilmu lain dalam tahapan interpretasi akan menjadikan hasil yang diperoleh dalam tahapan ini tidak sekadar bersifat deskriptif, tetapi juga bersifat terakhir atau tahapan historiografi merupakan tahapan penulisan kisah sejarah atau history as written. Dalam tahapan ini terdapat dua model penyajian yang dapat dipilih, yakni sejarah visual yang disajikan secara tekstual atau dalam bentuk tulisan dan sejarah visual yang disajikan secara visual dalam bentuk gambar pertama, sejarah visual disajikan secara tertulis di atas media kertas sebagaimana sejarah konvensional pada umumnya. Perbedaannya objek kajian dan analisis berbasis pada sumber visual, umumnya sumber visual berbentuk gambar tidak bergerak. Dengan demikian, objek kajian yang tersaji secara visual direkonstruksi secara diakronik untuk melihat berbagai dinamika dan perubahan yang rekonstruksi visual bisa bersifat deskriptif naratif atau deskriptif analitis. Untuk membangun rekonstruksi sejarah yang bersifat deskriptif analitis maka jelas perlu dilakukan analisis terhadap objek kajian yang berbentuk visual tersebut. Model penyajian kedua, yakni sejarah visual yang disajikan dalam bentuk gambar bergerak. Dalam model kedua ini, sumber visual yang dijadikan objek kajian dapat berbentuk gambar bergerak maupun tidak bergerak tetapi hasil rekonstruksi disajikan secara visual dalam bentuk film dan tidak dalam bentuk tulisan di atas media yang dijadikan objek kajian hanya sumber visual berbentuk gambar bergerak, sejarah visual disajikan dalam bentuk film tentang berbagai dinamika yang terjadi berkaitan dengan objek kajian. Deskripsi atau eksplanasi tentang objek kajian dapat disampaikan dalam bentuk verbal atau teks yang terdapat dalam film. Namun, jika objek kajian berupa sumber visual dalam bentuk gambar bergerak, salah satu model rekonstruksi sejarah visual yang muncul adalah berupa rekonstruksi gambar bergerak secara diakronik. Deskripsi atau ekspalanasi substansi rekonstruksi tersaji secara tertulis dalam film ataupun tersaji secara demikian, sebagaimana halnya sejarah visual dalam model pertama, kata kunci rekonstruksi sejarah visual dalam model kedua adalah terjembataninya roh diakronik dalam penyajian sejarah secara visual. Sama halnya dalam model pertama, deskripsi yang diberikan dalam model kedua ini dapat berbentuk deskriptif naratif atau deskriptif konsep dan teori yang dapat digunakan dalam ilmu humaniora, khususnya ilmu seni rupa dan desain untuk menganalisis sumber visual adalah konsep dan teori tentang elemen, komposisi, dan isi. Melalui penggunaan konsep dan teori tentang elemen seni, sumber visual dapat dianalisis secara lebih komprehensif dari elemen-elemen yang dimilikinya, seperti line, shape, light, color, texture, mass, space, time, dan motion. Berkaitan dengan konsep dan teori tentang komposisi, sumber visual dapat dianalisis lebih komprehensif berkaitan dengan proportion, scale, unity, balance, rhytm, dan halnya dengan ilmu seni rupa dan desain, dalam ilmu seni pertunjukan juga dapat ditemukan konsep dan teori untuk membedah sumber visual. Melalui pendekatan ilmu seni pertunjukan, sebuah karya pertunjukan bisa dianalisis dari bentuk pertunjukan, struktur pertunjukan, materi lagu, maupun konteks pertunjukan. Melalui pendekatan seni tari, sumber visual juga dapat dibedah dari beberapa aspek, seperti isi dan misi, pelaku pertunjukan, tatacara dan struktur pertunjukan, koreografi dan karawitan, rias busana, dan tata dapat mengunjungi koleksi buku Gramedia di untuk memperoleh referensi tentang sejarah, mulai dari sejarah Indonesia sampai sejarah dunia. Grameds juga dapat menemukan buku pelajaran sejarah untuk menunjang pembelajaran di sekolah karena buku-buku di Gramedia sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Berikut ini rekomendasi buku Gramedia yang bisa Grameds baca untuk mempelajari tentang sejarah agar bisa memaknainya dengan penuh. Selamat hal menarik lainnya di Gramedia sebagai SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para Buku & Artikel TerkaitBACA JUGAKonsep Berpikir Sejarah, Ulasan Lengkap Cara Menganalisis Masa LaluPasca Proklamasi, Mengapa Bangsa Indonesia Harus Mempertahankan Kemerdekaan?Pengertian Periodisasi Tujuan, Jenis-Jenis, dan Faktor yang MemengaruhiPengertian Sejarah Unsur, Fungsi, dan ManfaatnyaSejarah dan Makna Proklamasi Kemerdekaan bagi IndonesiaePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."Custom logAkses ke ribuan buku dari penerbit berkualitasKemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan AndaTersedia dalam platform Android dan IOSTersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisisLaporan statistik lengkapAplikasi aman, praktis, dan efisien Mengapa sejarah juga termasuk seni? Sejarah merupakan sebuah cabang ilmu pengetahuan. Selain itu, sejarah juga dianggap memiliki unsur seni. Oleh sebab itu, banyak sejarawan menilai bahwa sejarah adalah bagian dari seni. Adapun salah satu alasan sejarah dianggap sebagai seni adalah karena memiliki proses pengumpulan data dan informasi yang cukup panjang. Apakah sejarah itu termasuk seni? Sejarah sebagai seni berhubungan erat dengan cara penyampaian kisah sejarah dalam bentuk tulisan. Ketika mengkaji sejarah fakta-fakta sejarah sebaiknya melibatkan imajinasi sehingga fakta sejarah yang akan disampaikan menjadi lebih hidup, menarik, dan bermakna. Apa contoh sejarah sebagai seni? Seni pahat merupakan salah satu contoh dari sejarah sebagai seni. Seni pahat bisa kita jumpai pada beberapa peninggalan sejarah yang berupa candi-candi maupun arca. Apa saja unsur sejarah sebagai seni? Unsur dalam Sejarah Sebagai Seni Intuisi Sejarawan mempunyai naluri, intuisi, dan ilhan yang tepat agar bisa menuliskan genealogi sejarah secara objektif. Emosi Sejarawan melibatkan emosi dari pembaca ketika menulis kisah sejarah. Imajinasi Sejarawan mempunyai sisi imajinatif dalam menulis kisah sejarah. Hai Ruslan R, Kakak bantu jawab ya ! Sejarah juga termasuk seni. Hal ini karena dalam penulisan sejarah Merupakan hasil imajinasi, emosi, dan gaya bertutur para pelaku sejarah Opsi E. Agar kamu lebih paham, perhatikan penjelasan kakak di bawah ini ya ! Sejarah sebagai seni memiliki maksud sebagai suatu kemampuan menulis yang baik dan juga menarik mengenai suatu kisah atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Dan dalam menulis kisah sejarah tersebut tentunya seorang sejarawan tidak sembarangan agar tulisan yang ia buat menjadi menarik untuk di baca. Hal ini karena apabila hanya mementingkan data-data maka akan sangat kaku dan pembaca pun akan cepat bosan. Adapun ciri-ciri sejarah sebagai seni antara lain adalah 1. Intuisi, yaitu kemampuan dalam mengetahui atau memahami sesuatu secara langsung mengenai sebuah topik yang di teliti. 2. Emosi, yaitu luapan perasaan yang berkembang dan masuk ke dalam penulisan tersebut. 3. Gaya bahasa, yaitu cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. 4. Imajinasi yaitu saya pikiran untuk mengembangkan kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Jawaban yang tepat adalah opsi E ya ! Semoga bermanfaat Ilustrasi sejarah juga disebut sebagai seni, sumber foto Tanner Mardis on UnsplashKetika mendengar kata sejarah mungkin banyak orang memaknainya sebagai peristiwa yang sudah lampau atau masa lalu. Misalnya sejarah kemerdekaan Indonesia, sejarah penjajahan Belanda di Indonesia dan masih banyak lagi sejarah yang lainnya. Tapi tahukah kalian bahwa sejarah juga disebut sebagai seni, lalu kenapa sejarah disebut sebagai seni? Berikut adalah Mengapa Sejarah Disebut Sebagai SeniIlustrasi sejarah juga disebut sebagai seni, sumber foto The New York Public Library on UnsplashIlmu sejarah memiliki ruang lingkup yang luas salah satunya adalah sejarah sebagai seni. Sejarah disebut juga sebagai seni karena dalam menyusunnya membutuhkan intuisi, emosi, imajinasi, dan gaya bahasa. Sementara itu dikutip dari buku Sejarah untuk SMA/MA Kelas X karya J. Sumardianta dkk, Grasindo dijelaskan bahwa menurut Dithley, seorang filsuf sejarah yang terkenal, mempelajari sejarah berbeda dengan mempelajari ilmu alam. Walaupun sejarah memiliki metode ilmiah, namun yang dipelajari bukan hanya yang nampak di permukaan belaka, tetapi lebih kepada hal lain yang menyertainya, seperti rasa, motivasi, dan tujuan seseorang melakukan tindakan sesuatu. Tidak cukup mengetahui bahwa hasil perkalian angka dua dengan angka empat adalah delapan, namun mengapa hasilnya delapan dan tidak tujuh atau sebuah seni, maka sejarah lebih mempelajari proses dinamika yang terjadi dalam kehidupan manusia. Imajinasi sejarah memudahkan proses pembelajaran sejarah bila disertai dengan pemahaman tentang metode penelitian sejarah. Hal ini diperlukan agar tidak terjebak dalam pemahaman imajinatif belaka. Dalam hal ini, sejarah dapat dikatakan sebagai seni karena tidak melulu berdasarkan pada fakta mentah, namun disertai dengan interpretasi dari itu ada beberapa faktor lain yang membuat sejarah dikatakan sebagai sebuah seni, alasannya adalah sebagai berikutPertama dalam sejarah memerlukan intuisi di dalamnya, sejarawan atau penulis sejarah memerlukan intuisi yang berbentuk pemahaman langsung dan memakai insting selama proses penelitian. Adapun bentuk intuisi sejarah ini berupa data yang diingat ketika bekerja keras dengan informasi yang sejarah sebagai seni karena memerlukan imajinasi, dimana dalam sebuah penelitian sejarah seorang peneliti harus memiliki gambaran terkait dari berbagai kemungkinan kejadian suatu peristiwa yang sedang sejarah sebagai seni karena dalam proses penelitiannya melibatkan emosi, emosi dilibatkan karena imajinasi dan intuisi saja belum cukup untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada masa lampau. Atau dengan kata lain emosi akan lebih mendekatkan antara peneliti dengan objek yang sedang adalah penjelasan mengenai alasan mengapa sejarah disebut sebagai seni. WWN

sejarah juga termasuk seni hal ini karena penelitian sejarah